会员登录 - 用户注册 - 设为首页 - 加入收藏 - 网站地图 PHK Masih Marak, Pengamat: Ekonomi Indonesia Masih Tidak Seimbang!

PHK Masih Marak, Pengamat: Ekonomi Indonesia Masih Tidak Seimbang

时间:2025-06-12 23:19:13 来源:quickq网页版入口 作者:综合 阅读:705次

JAKARTA,quickq软件官方下载 DISWAY.ID --Selama beberapa tahun terakhir, fenomena pemutusan hubungan kerja (PHK) yang menimpa para pekerja di Indonesia telah menjadi salah satu permasalahan yang belum dapat ditemukan jalan keluarnya.

Hal ini tentunya menjadi momok yang menghantui para pekerja di Tanah Air, terutama pekerja di sektor ritel, tekstil, dan jasa.

PHK Masih Marak, Pengamat: Ekonomi Indonesia Masih Tidak Seimbang

PHK Masih Marak, Pengamat: Ekonomi Indonesia Masih Tidak Seimbang

Selain itu menurut Ekonom sekaligus Pakar Kebijakan Publik Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta, Achmad Nur Hidayat, hal ini juga menjadi bukti bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia masih mengalami ketimpangan.

PHK Masih Marak, Pengamat: Ekonomi Indonesia Masih Tidak Seimbang

BACA JUGA:DPR Terburu-buru Sahkan Revisi UU TNI, Amnesty International Khawatir Kembalinya Dwifungsi Militer

PHK Masih Marak, Pengamat: Ekonomi Indonesia Masih Tidak Seimbang

BACA JUGA:KPK Tahan 2 Tersangka Korupsi LPEI, Kerugian Negara Capai Rp11,7 Triliun

"PHK di sektor formal juga mendorong pergeseran ke sektor informal, yang umumnya menawarkan upah rendah dan tidak ada jaminan sosial," ucap Achmad ketika dihubungi oleh Disway pada Kamis 20 Maret 2025.

Tidak hanya itu, Achmad juga menambahkan bahwa situasi ini makin diperburuk oleh adanya ketidakseimbangan dalam struktur ekonomi.

Dalam hal ini, pertumbuhan yang digerakkan ekspor komoditas dan industri padat modal tidak menyentuh sektor-sektor yang menyerap banyak tenaga kerja. 

"Alih-alih menciptakan lapangan kerja baru, banyak perusahaan justru melakukan efisiensi melalui otomatisasi. Alhasil, dampaknya, angka pengangguran terbuka (TPT) tetap tinggi, terutama di kalangan pemuda dan lulusan baru," jelas Achmad.

Fenomena PHK inipun juga turut mempengaruhi rendahnya daya beli masyarakat. Pasalnya, masyarakat cenderung menunda belanja karena ekspektasi harga lebih rendah, sementara ancaman PHK di sektor manufaktur dan jasa memperparah kehati-hatian konsumsi.  

BACA JUGA:Komdigi Prediksi Trafik Jaringan Seluler Naik hingga 20% saat Libur Lebaran

BACA JUGA:Kemkomdigi Hentikan Layanan Internet dan Penyiaran Selama 24 Jam saat Hari Nyepi di Bali

"Deflasi dua bulan beruntun awal tahun 2025 (data BPS, Januari-Februari 2025) menjadi indikator melemahnya permintaan domestik. Daya beli yang melemah, inflasi yang tidak stabil, dan ketidakpastian pasar global membuat momentum Lebaran tidak mampu menjadi penyelamat ekonomi," ucap Achmad.

Dengan kondisi seperti ini, muncul keraguan akan apakah Indonesia akan mampu mencapai target pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen.

  • 1
  • 2
  • »

(责任编辑:探索)

相关内容
  • Kemendikbudristek Turunkan Tim Inspektorat Investigasi Kasus Bullying PPDS FK Undip
  • Yayasan Kemala Bhayangkari Gelar Tour Of Kemala Banyuwangi 2023
  • Sebelum Polisikan DJ Verny, Denny Sumargo Peringatkan Ini
  • Anak Usaha ERAL Teken Perjanjian dengan Perusahaan Singapura, Soal Apa?
  • Cara Cek Dana PIP 2024 Lewat HP dengan Mudah yang Bisa Diikuti Siswa, Jangan sampai Salah!
  • Presiden Prabowo Tegaskan Pancasila Bukan Sekadar Slogan, Tapi Pedoman Hidup Bangsa
  • Hadiri Peluncuran Buku Tetralogi Transformasi AHY, Puan Maharani Beri Pujian
  • Mobil Hybrid Diusulkan Bebas Gage, Bambang Soesatyo Dorong Gubernur Bertindak
推荐内容
  • Sisihkan Keuntungan, Pengembang di Serang  Bangun 16 Rumah Gratis untuk Warga
  • Pidato di HUT Demokrat, AHY Diteriaki Makin Manis Tanpa Anies
  • Sahroni Pertanyakan Pengungkapan Kasus Narkoba, Begini Penjelasan Polisi
  • Tersangka Jual Beli Senpi Ilegal Residivis, Jual Harga Ratusan Juta
  • BAF Hadirkan BUCIN! Banyak Promo dan Hemat Cicilannya
  • OJK Jatuhkan Denda Rp6,8 Miliar dan Cabut Izin Perusahaan Efek