会员登录 - 用户注册 - 设为首页 - 加入收藏 - 网站地图 Insentif dan Bankability Jadi Tantangan Pelaksanaan RUPTL 2025–2034!

Insentif dan Bankability Jadi Tantangan Pelaksanaan RUPTL 2025–2034

时间:2025-06-13 00:06:17 来源:quickq网页版入口 作者:百科 阅读:617次
Warta Ekonomi,quickq最新版本ios下载 Jakarta -

Pemerintah menetapkan porsi signifikan bagi sektor swasta dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN 2025–2034. Dari total tambahan kapasitas sebesar 69,5 Giga Watt (GW) yang direncanakan, sekitar 73% akan dibangun dan dikelola oleh swasta atau Independent Power Producer (IPP).

Kebijakan ini disambut positif oleh pelaku usaha, namun IPP menekankan bahwa realisasi strategi tersebut membutuhkan dukungan kebijakan pemerintah, terutama dalam hal skema pengembalian investasi yang adil (fair return) dan peningkatan kelayakan pendanaan proyek (bankability).

Insentif dan Bankability Jadi Tantangan Pelaksanaan RUPTL 2025–2034

Insentif dan Bankability Jadi Tantangan Pelaksanaan RUPTL 2025–2034

Tantangan juga datang dari pembangkit listrik berbasis energi fosil yang masih lebih kompetitif secara biaya karena mendapat subsidi.

Insentif dan Bankability Jadi Tantangan Pelaksanaan RUPTL 2025–2034

Direktur Utama PT Geo Dipa Energi (Persero), Yudistian Yunis, menyampaikan bahwa dari total kapasitas baru tersebut, 61% atau sekitar 42,6 GW ditargetkan berasal dari Energi Baru Terbarukan (EBT).

Insentif dan Bankability Jadi Tantangan Pelaksanaan RUPTL 2025–2034

Baca Juga: PLN Gaspol Jalankan RUPTL Paling Hijau Sepanjang Sejarah, 76% Energi Terbarukan

“Ini langkah ambisius dan positif, tapi perlu akselerasi dengan dukungan skema fair return yang adil dan wajar. Saat ini, listrik dari energi fosil seperti PLTU masih lebih kompetitif secara biaya (LCOE) karena disubsidi pemerintah. Ini menjadi tantangan tersendiri bagi EBT yang belum mendapat perlakuan insentif serupa,” ujar Yudistian dalam gelaran International Conference of Infrastructure (ICI) di Jakarta, Rabu (11/6).

Direktur Utama PT Alamtri Power, Dharma Djojonegoro, menekankan pentingnya pengembangan EBT tidak hanya untuk sektor ketenagalistrikan, tetapi juga untuk elektrifikasi sektor transportasi dan lainnya. Namun demikian, ia mengingatkan bahwa aspek bankability menjadi kunci utama bagi keterlibatan swasta.

“Proyek EBT harus menjamin kelayakan investasi: ada kepastian pendapatan, risiko yang terkendali, serta insentif yang mendukung,” tegasnya.

Baca Juga: Bahlil Sebut Telah Tandatangani RUPTL Baru, Porsi EBT Capai 60%

Senada dengan itu, Presiden Direktur Medco Power Indonesia, Eka Satria, menjelaskan target ambisius pemerintah membuka peluang besar di dalam akselerasi EBT perlu didukung oleh kesiapan teknis dan dukungan kebijakan agar sektor swasta bisa mengeksekusi.

Lebih lanjut, Yudistian Yunis dari Geo Dipa menegaskan kesiapan perusahaannya untuk mendukung RUPTL 2025–2034, khususnya dalam pengembangan panas bumi.

“Sebagai BUMN panas bumi, kami berkomitmen untuk membangun hingga 1 GW dalam 10 tahun ke depan. Pipeline proyek kami sudah tertata, dan kami percaya bisa mengeksekusinya. Kami berharap birokrasi dan perizinan bisa semakin mendukung agar proyek berjalan lebih lancar,” pungkasnya.

(责任编辑:百科)

相关内容
  • Kemenlu Berhasil Tangani  218.313 WNI Kasus TPPO di Luar Negeri
  • Korpri Larang Kerahkan PNS Aksi 'Kita Indonesia'
  • BPIP Mengumumkan 76 Paskibraka untuk Bertugas Pada Upacara HUT RI di IKN
  • 2025学艺术去哪个国家留学?该如何选择院校?
  • PBNU Minta Masyarakat Pahami Perihal Perubahan Biaya Haji, Berkaitan Nilai Tukar Rupiah
  • 7 Makanan Tinggi Kalsium dan Vitamin D, Cocok buat 'Remaja Jompo'
  • Bocah Ditolak Bikin Paspor karena Pakai Nama Karakter Game of Thrones
  • KPK dan LPSK Teken MoU Perlindungan Saksi dalam Perkara Korupsi
推荐内容
  • Kuasa Hukum Kaesang Tegaskan Tak Ada Niat Ulur Waktu Klarifikasi
  • Viral di Media Sosial, Apa Arti Marriage is Scary?
  • 4 Ikan yang Mengandung Magnesium, Mineral dengan Segudang Manfaat
  • Harga Bitcoin Terpantau Stabil, Analis Prediksi Bisa Tembus US$135.000 di Juni
  • Bahlil Raih Gelar Doktor, Kuliah S3 Berapa Tahun?
  • Pakar Hukum: Prosedur IUP untuk Kepentingan Nasional dan Hilirisasi